Tersiar kabar seorang kaya dengan
mobil Mercynya menabrak dinding jembatan dan masuk tercebur ke dalam kali dan
air sungai tengah banjir.Saking dalamnya air,buntut mercy itu tampak timbul
tenggelam di atas permukaan air yang keruh.Regu penolong berterjunan ke dalam
air.Orang kaya itu telah mati dan barang-barang berharga yang ia beli untuk
menyambut persiapan tahun baru dan uang berhamburan dibawa air deras begitu pintu
mobil dibuka.Regu penolong menyelamatkan orang kaya itu,keluarganya, dan
anak-anaknya. lihat yang masih hidup dalam keadaan cedera adalah anak-anak
orang kaya itu.
Demikianlah,berita itu tersiar hingga
sampai ke telinga Tugimin,si miskin yang tinggal di dalam kotak-kotak kardus di
pinggir sungai.Ia menangkap berita itu ketika ia sedang minum kopi di warung
dekat pinggir rel kereta api,ia seperti melihat lembaran uang puluhan ribu
mengapung di permukaan kopinya di dalam gelas.Dia langsung cepat-cepat meneguk
kopinya dan melemparkan uang lima puluh rupiah dan kembalian uang dua puluh
rupiah tidak ia ingat lagi.“Jangan sampai uang puluhan ribu itu hanyut
melintasi daerah ini.Aku harus cepat-cepat mengamatinya dari atas dahan yang
menjorok ke tengah sungai.Dari atas dahan itu,segalanya akan tampak dengan
jelas hanyut di atas air,” pikir Tugimin sambil ia berjalan menguak rumput
gelagak.
Aku hanya pernah melihat uang puluhan
ribu dipegang orang,tetapi aku belum pernah memegangnya,apalagi
memilikinya.Seseorang akan lupa pada bahaya karena ia menginginkan sesuatu dan
bahaya tidak tampak bila nafsu untuk memiliki sesuatu telah menguasai
seseorang.Tugimin memandang setiap potongan sampah yang hanyut.Orang tidak akan
mudah untuk membedakannya,kecuali dengan teliti ia memandangnya karena uang lembaran
sepuluh ribuan yang berada di permukaan air telah berubah warna.Itulah sebabnya
Tugimin bergayutan di atas dahan kayu itu untuk memandang lebih dekat ke atas
permukaan air.
Tugimin melompat terjun untuk
mengambil lembaran uang sepuluh ribu rupiah dan ia dapat menggenggam lembaran
uang sepuluh ribu rupiah tersebut dan ia memegangnya erat-erat karena,ia takut
uang itu lepas dari dari tangannya.Tetapi,ia tidak memikirkan nyawanya hilang
dari tubuhnya.Begitulah ketika manusia lupa pada bahaya dan bila nafsu untuk
memiliki sesuatu telah menguasai diri
seseorang.Tugimin lupa bahwa dia tidak pernah mandi ke tempat yang dalam
seperti sungai tersebut dan ia tidak pernah belajar berenang.Air menerjang
benda-benda keras yang menghalangi jalannya,seperti itulah air menerjang tubuh
Tugimin.Ia tenggelam dan lenyap begitu saja bersama benda-benda berat lainnya
dan tidak pernah timbul kembali.
Pagi pada bulan Januari,tersiar kabar
ada bangkai manusia yang tersangkut di pintu air.Bangkai itu menggembung
bagaikan karung goni yang berisi beras.Kabar itu menyebutkan,bahwa mayat itu
adalah maling yang tercebur ke dalam sungai dan maling itu melarikan diri dari
jalanan umum ketika di kejar massa,ia menceburkan diri ke dalam sungai yang
sedang banjir besar.Uang yang di rampasnya dari dalam tas wanita,masih tetap
digenggam oleh maling yang telah menjadi mayat tersebut.Kabar itu juga
menambahkan bahwa mata mayat itu terbuka lebar dan biji mata yang sudah memudar,menatap
para petugas yang seolah dia tidak rela melepas uang kertas sepuluh ribu yang
berada di genggamannya.Orang bercerita,para petugas terpaksa memotong jari-jari
mayat itu dengan gergaji besi,supaya para petugas polisi kriminal dapat dengan
mudah mengambil uang sepuluh ribu rupiah itu untuk dijadikan barang bukti.Sebab
apabila kalau jari-jari itu tidak digergaji maka uang sepuluh ribu itu akan
menjadi robek.
v Hal-hal yang menarik dalam cerpen
atau mengesankan :
Tokohnya yang penuh
dengan kejutan
( Tugimin melompat terjun untuk mengambil lembaran uang sepuluh ribu rupiah )
( Tugimin melompat terjun untuk mengambil lembaran uang sepuluh ribu rupiah )
v Unsur – unsur intrinsik dalam cerpen
:

Nafsu yang menguasai diri seseorang untuk memiliki sesuatu.

Maju
·
Berawal
dari orang kaya yang tenggelam di sungai yang sedang banjir besar.
·
Dilanjutkan
dengan datangnya orang miskin yang ingin mengambil barang-barang berharga orang
kaya yang tenggelam tersebut.
·
Diakhiri
dengan meninggalnya orang miskin karena tenggelam.

ü Waktu
Pagi hari ( Ketika ditemukannya mayat manusia yang tersangkut di pintu air).
Pagi hari ( Ketika ditemukannya mayat manusia yang tersangkut di pintu air).
ü Suasana
Menegangkan ( Tugimin yang rela terjun ke dalam sungai hanya untuk mendapatkan uang sepuluh ribu rupiah ).
Menegangkan ( Tugimin yang rela terjun ke dalam sungai hanya untuk mendapatkan uang sepuluh ribu rupiah ).
ü Tempat
Sungai ( Terceburnya
sebuah mobil dan meninggalnya keluarga yang berada di dalam mobil tersebut
serta tenggelamnya Tugimin di dalam sungai tersebut ).
Warung kopi ( Ketika Tugimin mendengar berita tentang tenggelamnya orang kaya dalam sungai tersebut ).
Warung kopi ( Ketika Tugimin mendengar berita tentang tenggelamnya orang kaya dalam sungai tersebut ).

Tugimin (Lugu,bodoh,dan menuruti hawa nafsu).

Orang Ketiga.

Jangan selalu mengikuti hawa nafsu,karena nafsu dapat menjerumuskan kita kepada hal-hal yang tidak baik.
v Nilai – nilai yang terdapat dalam
cerpen :
l Agama :
l Budaya :
l Moral :
l Sosial :
l Ekonomi :
v Membandingkan nilai – nilai dalam
cerpen dengan kehidupan sehari-hari ;
ü Agama :
Dalam
cerita ini,Tugimin memiliki sifat yang selalu mengikuti hawa nafsu untuk
memiliki sesuatu.Pada kehidupan sehari-hari masih banyak orang yang selalu
mengkuti hawa nafsu untuk memiliki sesuatu tanpa menghiraukan orang lain.
ü Budaya :
Dalam
cerita ini,Tugimin meminum kopi bersama-sama di sebuah warung kopi.Pada
kehidupan sehari-hari kebiasaan meminum kopi secara bersama-sama masih banyak
kita temui walaupun sedikit berkurang yang mentradisikan kebudayaan ini lagi.
ü Moral :
Dalam
cerita ini,Regu penolong membantu menyelamatkan orang yang tenggelam di sungai
dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan.Pada kehidupan sehari-hari
seseorang yang memiliki sikap yang baik hati dan suka membantu sudah sangat
jarang kita temui serta seseorang yang memiliki sikap tidak ceroboh masih
banyak kita temui di sekitar kita.
ü Sosial :
Dalam
cerita ini,Regu penolong membantu menyelamatkan orang yang tenggelam di
sungai.Pada kehidupan sehari-hari seseorang yang memiliki sikap yang baik hati
dan suka membantu sudah sangat jarang kita temui.
ü Ekonomi:
Dalam cerita
ini,Tugimin tenggelam dan meninggal hanya karena demi uang sepuluh ribu
rupiah.Pada kehidupan sehari-hari masih banyak orang yang kita temui seperti
itu hanyakarena uang mereka rela melakukan apapun termasuk kehilangan nyawa
mereka.
0 komentar:
Posting Komentar